Gambar 1. Figur ragam profesi (pixabay.com) |
Tahukah Anda apa yang dimaksud dengan profesi? Barangkali dengan mudahnya, kita akan menjawab dengan “pekerjaan”. Namun, sesungguhnya berprofesi bukan hanya sekedar melakukan pekerjaan. Menurut kbbi.web.id (retrieved 31/07/2018), profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu. Artinya, profesi adalah pekerjaan yang tidak diperoleh secara instan. Dan idealnya, seseorang harus memutuskan satu pilihan profesi yang diinginkan sebelum menempuh pendidikan keahlian khusus (baik formal atau nonformal).
Sayangnya, tidak sedikit orang (mungkin kita termasuk didalamnya) yang jalannya tidak sesuai dengan situasi yang ideal. Sadar bahwa profesi yang diinginkan tidak betul-betul sesuai dengan minat dan kemampuan, ketika sedang menempuh pendidikan khusus. Akibatnya, mau tidak mau pilihan tersebut dijalani dengan setengah hati karena terpaksa. Atau pilihan kedua,berganti jalur dengan memakan waktu dan biaya yang baru. Kedua pilihan tersebut bisa jadi bukan hal yang buruk, jika pada akhirnya berhasil dijalani dengan bahagia. Namun, jika sebaliknya, seringkali justru menimbulkan polemik tersendiri, seperti kehilangan semangat hidup dan lain sebagainya. Mengetahui kenyataan itu, maka sangatlah penting bagi siapapun untuk mengetahui minat dan kemampuannya agar dapat mencapai profesi yang diharapkan.
Sebagai langkah untuk mengetahui minat dan kemampuan seseorang, salah satunya adalah dengan mengenalkan berbagai ragam profesi sejak usia dini. Hal tersebut dapat dimulai sejak anak berusia 4-5 tahun (masa taman kanak-kanak). Masa itu anak-anak sudah mulai bisa mengutarakan keinginannya secara lisan. Misalnya, saat melihat pemadam kebakaran yang sedang memadamkan api dengan gagah di televisi, seketika si kecil mengatakan ingin seperti itu juga. Keinginan atau cita-cita yang mereka kemukakan mungkin berubah-ubah, karena bergantung pada pengetahuan tentang profesi yang mereka dapatkan dan setelah melihat serta merasakan kesenangan saat mengenal profesi tersebut. Namun, itu tidak mengapa, seiring bertambahnya usia mereka akan lebih mudah mengenali apa yang menjadi cita-cita yang sesungguhnya kelak (profesi impian).
Untuk lebih jelasnya, berikut ini ada beberapa manfaat mengenalkan profesi sejak dini pada anak-anak, yang dilansir dari hafizfansclub.com (15/11/2017), disampaikan oleh dr. Tjut Rifameutia, MA, Psi, dosen fakultas Psikologi Universitas Indonesia, antara lain:
1. Memberi pemahaman pada anak bahwa profesi memiliki banyak ragam,
2. Membuat anak menghargai semua profesi,
3. Tidak menganggap remeh profesi lain,
4. Mengarahkan dan memotivasi anak terhadap pilihan profesinya,
5. Membantu mengarahkan minat dan bakat sejak kecil anak,
2. Membuat anak menghargai semua profesi,
3. Tidak menganggap remeh profesi lain,
4. Mengarahkan dan memotivasi anak terhadap pilihan profesinya,
5. Membantu mengarahkan minat dan bakat sejak kecil anak,
Meskipun utamanya adalah membantu anak menentukan cita-cita yang tepat, pengenalan ragam profesi ternyata juga membantu untuk membangun rasa empati terhadap sesama. Sehingga harapannya kelak si kecil tidak hanya sukses dalam prestasi pekerjaannya, tetapi juga santun kepribadiannya.
RA Al Washliyah Sindang Ajak Anak Mengenal Profesi Pengusaha Melalui Kunjungan ke Pabrik Kerupuk
Pada dasarnya, mengajarkan segala hal, termasuk mendorong anak-anak untuk mempunyai cita-cita yang baik adalah tugas para orangtua. Namun, seringkali muncul keterbatasan yang membuat upaya tersebut kurang maksimal, entah dari langkah yang harus dilakukan, waktu atau biaya.Maka dari itu, peran lingkungan sangat diperlukan. Salah satu lingkungan yang diharapkan dapat memberikan efek positif terhadap citacita anak-anak adalah sekolah. Sekolah sebagai tempat belajar dan mengajar, diharapkan dapat memberikan anak-anak banyak pengetahuan, tak terkecuali tentang ragam profesi. Selain itu, sistem pembelajarannya juga sudah mulai menyesuaikan dengan karakter anak-anak. Jika setiap anak bisa memahami dirinya sendiri, harapannya saat dewasa tidak akan bingung menentukan arah hidup.
Salah satu sekolah yang perduli pada karakter anak-anak adalah RA Al Washliyah Sindang. Keperdulian tersebut nampak dari adanya keseimbangan metode pengajaran, antara kegiatan bermain dan belajar atau kegiatan di dalam dan luar kelas. Keseimbangan itu penting, karena dunia anak-anak masih bebas, aktif dan penuh imajinasi. Berkaitan dengan pengenalan ragam profesi, RA Al Washliyah Sindang memasukannya dalam satu tema khusus, yakni tentang “Pekerjaan”. Sebagaimana diketahui, metode pembelajaran di sekolah ini menggunakan sistem tematik. Selama beberapa minggu setiap kelas memiliki satu tema pembahasan. Pada tema pekerjaan kali ini, sekolah mengadakan kunjungan ke Pabrik Kerupuk. Disamping untuk mengenal profesi-profesi yang ada di lingkungan pabrik, kegiatan ini diharapkan juga dapat mengurangi kejenuhan anak-anak selama belajar di dalam kelas sepanjang waktu.
Kunjungan ini telah dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2018. Diikuti oleh semua kelas, mulai dari PAUD (Kober) hingga tingkat B (anak usia 5-7 tahun). Tujuannya adalah Pabrik Kerupuk Sri Tanjung, yang berlokasi di Dukuh Kenanga, Indramayu. Kawasan itu dikenal sebagai kawasan industri kerupuk di Kota Indramayu. Pemilik dari Sri Tanjung adalah kolega dari pengurus Yayasan Al Washliyah, yaitu pasangan Bapak Narto dan Ibu Iin. Keduanya menyambut hangat kehadiran keluarga besar RA Al Washliyah Sindang.
Untuk menuju lokasi yang berjarak sekitar 3 km dari sekolah, anak-anak diharuskan menggunakan angkutan
umum yang telah disewa. Dari sini anak-anak mungkin sudah mulai belajar secara langsung mengenal profesi, yakni sopir angkot. Setelah perjalanan kurang lebih 15 menit, anak-anak dan para guru serta orangtua sampai dan berkumpul di area pabrik, tepatnya di depan toko oleh-oleh Khas Indramayu Sri Tanjung. Di sanalah Bapak Narto dan keluarga memberikan kata pengantar sebelum mengajak berkeliling ke area pabrik.
Pertanyaan Bapak Narto pertama kali untuk anak-anak RA Al Washliyah Sindang adalah “apa cita-cita kalian?”. Beragam jawaban disampaikan anak-anak dengan antusias, namun dari beragam jawaban belum ada yang sesuai dengan maksud Bapak Narto. Ternyata beliau ingin menggiring anak-anak pada profesi yang disebut sebagai Pengusaha. Ya, beragam profesi biasa dikenalkan kepada-anak-anak. Namun, yang umum dipahami adalah guru, tentara, polisi, petani hingga presiden. Sangat jarang yang bercita-cita menjadi pengusaha. Penyebabnya antara lain jarang mengenal sosok pengusaha (enterpreneur). Padahal banyak keuntungan yang bisa diperoleh jika seseorang mau berwiraswasta, seperti membuka lowongan pekerjaan, mengatasi kemiskinan, membantu orang lain dan kemampuan bekerja sendiri tanpa ada yang menyuruh atau mengatur (bulelengkab.go.id, 05/09/2017). Rasa-rasanya keuntungan yang terakhir mestinya banyak menjadi impian anak-anak bukan? Mungkin anak-anak belum sepenuhnya paham dengan maknanya, namun satu hal, mereka telah mempunyai satu referensi profesi lagi yaitu pengusaha.
Setelah acara sambutan, selanjutnya anak-anak diperbolehkan untuk berkeliling pabrik. Sebelum memasuki area pembuatan kerupuk, tampak hamparan kerupuk yang sedang memasuki proses penjemuran. Secara singkat, proses pembuatan kerupuk yang telah disaksikan berawal dari pengenalan bahan-bahan yang digunakan. Setelah bahan-bahan berupa tepung tapioka, ikan/ udang, dan bumbu-bumbu menjadi sebuah adonan, kemudian melalui proses pencetakan. Setelah itu dikukus hingga matang. Untuk selanjutnya dipotong-potong dan dijemur. Setelah kering dengan sempurna, baru siap untuk dikemas. Terlihat sederhana, namun sebetulnya tidaklah sederhana. Selain setiap prosesnya membutuhkan waktu, para pekerja di pabrik tersebut pun harus siap menghadapi aroma yang kurang sedap dari adonan kerupuk yang masih mentah. Sehingga sebetulnya pemakaian masker penutup hidung di kawasan ini sangat penting. Usai berkeliling, anak-anak istirahat sembari mempersilahkan para orangtua jika berminat untuk mencari oleh-oleh. Setelah ditutup acaranya oleh para pengajar dan berpamitan pada Bapak Narto, anak-anak diperkenankan untuk pulang ke rumah masing-masing.
Dari kunjungan tersebut, mungkin ada dua hal yang dapat diperoleh anakanak untuk kehidupan mereka. Pertama, mengajak anak-anak mengenalprofesi pengusaha secara langsung. Di pabrik kerupuk anak-anak telah menyaksikan proses tahapan pembuatan kerupuk dari bahan hingga menjadi kerupuk siap masak. Kedua, mengajarkan anak-anak untuk senantiasa bersyukur atas segala rezeki, khususnya makanan. Bahwa untuk membuat makanan sesederhana kerupuk harus melewati proses yang tidak sebentar. Sangat disayangkan jika masih sering membuang makanan.
Sekian, semoga tulisan dan dokumentasi ini bisa bermanfaat.
Tabik!
(Penulis: seorang wali murid RA Al Washliyah Sindang)
Kumpulan foto dari kunjungan RA Al Washliyah Sindang ke Pabrik Kerupuk Sri Tanjung, Indramayu
0 Comments:
Post a Comment