Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Menurut KBBI, pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, serta pejuang yang gagah berani. Mendengar kata tersebut, pasti yang terbayangkan adalah para pejuang pada masa kemerdekaan Indonesia dalam film-film kolosal. Namun coba pikirkan, apakah kita adalah keturunan dari para pahlawan tersebut? Jika benar, sungguh tidak perlu jauh-jauh belajar tentang makna kepahlawanan, cukup dengarkan cerita dari orang tua, kakek nenek, buyut dan seterusnya.
Saya adalah generasi kedua dari seorang kakek yang pada masa mudanya menjadi salah seorang pejuang bangsa. Kakek merupakan seorang perwira TNI-AU yang bertanggung jawab di bidang informasi dan teknologi. Beliau bernama Letnan Satu Soepardi. Anak keempatnya adalah ibu saya. Tidak banyak cerita masa lalu yang disampaikan langsung oleh Kakek semasa hidupnya karena saya masih kecil. Ibu lah sebagai penyambung di antaranya.
Foto: Kakek, Lettu Soepardi (kiri), Koleksi Pribadi |
Disadur dari cerita-cerita ibu, Kakek adalah seorang bapak yang bertanggung jawab. Baginya keluarga adalah nomor dua setelah urusan negara. Meski demikian, beliau tidak melepaskan begitu saja keamanan keluarga. Ketika sedang melaksanakan tugas negara, setiap nggota keluarga sudah diberikan masing-masing tanggung jawab serta langkah-langkah saat situasi lingkungan sedang berbahaya. Misalnya, saat situasi yang mencekam di saat G30 S/PKI, ketika banyak anggota militer diburu, semua berhasil melewatinya dengan selamat.
Meski sering dipindahtugaskan ke berbagai daerah, Kakek selalu membawa serta keluarganya. Tidak heran jika anak-anaknya memiliki tempat lahir yang berbeda-beda. Beda daerah, beda pula tradisi, namun tidak ada kesulitan yang berarti. Kepiawaian Nenek dalam bergaul pun membuat keluarga ini selalu bisa diterima oleh lingkungan sekitarnya.'
Foto: Kakek dan Nenek, Koleksi Pribadi |
asa kecil ibu saya memang sudah melalui masa kemerdekaan, namun masih belum stabil. Tetapi Kakek dan Nenek masih bisa menghadirkan suasana yang akrab dan ceria bagi anak-anaknya. Ibu dan saudara-saudaranya bisa bermain dengan bahagia bersama kawannya. Bahkan Ibu pernah mempunyai kawan seorang noni Belanda, anak kawan Kakek.
Demikian cerita singkat kehidupan Kakek, sebagai salah satu pejuang kemerdekaan Indonesia. Tidak berpangkat tinggi, namun sekecil apapun pangkat seseorang pada masa perjuangan, semuanya memiliki arti yang besar bagi kita di masa kini.
Kita mungkin tidak bisa menjadi pahlawan lagi secara harfiah, tetapi nilai kepahlawanan lah yang harusnya bisa kita lanjutkan kepada generasi-generasi selanjutnya. Seperti yang sudah ibu tanamkan pula kepada diri saya. Berani untuk membuat piihan hidup, berjuang utuk mewujudkan mimpi-mimpi. Yang tidak lain diwariskan oleh sang pahlawan dalam keluarga kami, Kakek.
Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat.
Referensi :
https://kbbi.web.id/pahlawan
Link: http://tz.ucweb.com/12_1XuBY
0 Comments:
Post a Comment